Lewat buku ini, para kepala sekolah mencoba menuangkan goresan perjuangannya yang dikemas dalam bentuk puisi. Mengapa? Sebab puisi walau awalnya memiliki kriteria rima dan bait, kelak tiada batasan…
kau robek sejarah kampung ini seperti memutus lelayangan dari tali. tapi ke manakah kami pergi? di manakah kami kembali? ke arah mereka kami tak sampai, ke arah kalian kami terabai.